Minggu, 10 Mei 2015

Deep Vein Thrombosis

DEEP VEIN THROMBOSIS (DVT) OLEH KELOMPOK 5 (KEPERAWATAN. B)  SRI EKAWARDANI (70300114060)  HILDA ARISANDI (70300114049)  TYAS WIDYANINGSIH (70300114043)  ANIS ASTARI ARMAN (70300114047)  M. KHAERUL AKRAM PARAMMA (70300114062)  TRI DESTRIANTO (70300114061)  SAMSUDIN MAHMUD (70300114077) PRODI KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Deep Vein Thrombosis ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Deep Vein Trombosis. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan. Makassar, Mei 2015 Penyusun DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………... i KATA PENGANTAR…………………………………………………………………. ii DAFTAR ISI…………………………………………………………………………… iii BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………… 1 A. Latar Belakang……………………………………………………………… 1 B. Rumusan Masalah…………………………………………………………... 1 C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………. 1 BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………… 2 A. Defenisi Deep Vein Trombosis…………………………………………….. 2 B. Etiologi Dan Faktor Resiko Deep Vein Trombosis………………………… 3 C. Manifestasi Klinis Deep Vein Trombosis………………………………….. 5 D. Patofisiologi Deep Vein Trombosis………………………………………... 6 E. Komplikasi Deep Vein Trombosis…………………………………………. 7 F. Penatalaksanaan Deep Vein Trombosis……………………………………. 9 G. Pencegahan Deep Vein Trombosis…………………………………………. 10 BAB III PENUTUP…………………………………………………………………… 11 A. KESIMPULAN……………………………………………………………. 11 B. SARAN……………………………………………………………………. 11 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………. 12
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Deep vein thrombosis mengacu pada gumpalan darah yang berkembang di dalam vena yang lebih besar - biasanya jauh di dalam kaki bagian bawah atau paha. DVT menyerang sekitar setengah juta orang Amerika setiap tahun dan menyebabkan sampai 100.000 kematian. Bahayanya adalah bahwa bagian dari pembekuan ini bisa pecah dan bergerak melalui aliran darah, di mana ia dapat menetap di paru-paru yang menyebabkan penyumbatan dalam aliran darah, kerusakan organ dan kematian. Deep Vein Thrombosis(DVT) merupakan bekuan darah yang terbentuk di vena dalam, biasanya di tungkai bawah. Kondisi ini cukup serius, karena terkadang bekuan tersebut bisa pecah dan mengalir melalui peredaran darah ke organ-organ vital dan bisa menyebabkan gangguan hingga kematian. B. Rumusan Masalah a. Apa defenisi Deep vein thrombosis ? b. Apa etiologi dan factor resikoDeep vein thrombosis ? c. Bagaimana manifestasi klinis Deep vein thrombosis ? d. Bagaimana patofisiologi Deep vein thrombosis ? e. Apa komplikasi Deep vein thrombosis ? f. Bagaimana penatalaksanaan Deep vein thrombosis ? g. Bagaimana pencegahan Deep vein thrombosis ? C. Tujuan Penulisan a. Untuk mengetahui defenisi Deep vein thrombosis. b. Untuk mengetahui etiologi dan factor resiko Deep vein thrombosis. c. Untuk mengetahui manifestasi klinis Deep vein thrombosis. d. Untuk mengetahui patofisiologi Deep vein thrombosis. e. Untuk mengetahui komplikasi Deep vein thrombosis. f. Untuk mengetahui penatalaksanaan Deep vein thrombosis. g. Untuk mengetahui pencegahan Deep vein thrombosis. BAB II PEMBAHASAN A. Defenisi Deep Vein Thrombosis Trombosis adalah terbentuknya bekuan darah dalam pembuluh darah. Trombus atau bekuan darah dapat terbentuk pada vena, arteri, jantung, atau mikrosirkulasi dan menyebabkan komplikasi akibat obstruksi atau emboli. Trombus adalah bekuan abnormal dalam pembuluh darah yang terbentuk walaupun tidak ada kebocoran. Trombus terbagi menjadi 3 macam yaitu trombus merah (trombus koagulasi), trombus putih (trombus aglutinasi) dan trombus campuran.Trombus merah dimana sel trombosit dan lekosit tersebar rata dalam suatu masa yang terdiri dari eritrosit dan fibrin, sering terdapat pada vena.Trombus putih terdiri dari fibrin dan lapisan trombosit, leukosit dengan sedikit eritrosit, biasanya terdapat dalam arteri. Bentuk yang paling sering adalah trombus campuran. Trombosis Vena Dalam (DVT) merupakan penggumpalan darah yang terjadi di pembuluh balik (vena) sebelah dalam.Terhambatnya aliran pembuluh balik merupakan penyebab yang sering mengawali TVD. Penyebabnya dapat berupa penyakit pada jantung, infeksi, atau imobilisasi lama dari anggota gerak. Deep Vein Thrombosis(DVT) adalah bekuan darah yang terbentuk di vena dalam, biasanya di tungkai bawah. Kondisi ini cukup serius, karena terkadang bekuan tersebut bisa pecah dan mengalir melalui peredaran darah ke organ-organ vital dan bisa menyebabkan gangguan hingga kematian. DVT (Deep Vein Thrombosis) adalah thrombosis vena dalam yang terjadi akibat adanya aktivasi proses koagulasi pada aliran vena yang stasis. Lokasi terjadinya terdiri : • DVT proksimal: proximal dari vena sentral. • DVT distal: iliaka, femoral, popliteal. Trombosis Vena Dalam adalah kondisi medis yang ditandai dengan pembentukan gumpalan-gumpalan darah pada vena-vena dalam di dalam tubuh (vena profunda), yang dapat menyumbat baik seluruh maupun sebagian aliran darah yang melalui vena, menyebabkan gangguan sirkulasi darah. Kebanyakan DVT ditemukan pada tungkai bawah, paha atau panggul. Pada DVT dengan gumpalan darah yang kecil, mungkin tidak bergejala. Pada gumpalan darah lebih besar yang menyumbat vena dengan berat, gejala, seperti nyeri dan pembengkakan pada salah satu tungkai (biasanya betis) disertai dengan daerah kulit yang hangat, biasanya timbul. DVT biasanya terjadi ketika seseorang menjadi inaktif untuk beberapa waktu tertentu pada kasus-kasus seperti perawatan di rumah sakit dan perjalanan jarak jauh sengan menggunakan mobil atau pesawat terbang. Meskipun hal ini bukan merupakan kondisi yang berbahaya, hal ini memerlukan penanganan dini ketika gejala timbul karena gumpalan darah di dalam vena dapat lepas dan bernjalan melalui aliran darah, dimana gumpalan darah tersebut dapat menyangkut pada pembuluh-pembuluh darah di dalam paru-paru. Komplikasi ini dikenal sebagai emboli paru dan mengancam jiwa. B. Etiologi Dan Faktor Resiko Deep Vein Thrombosis Apa pun yang merusak lapisan dalam pembuluh darah dapat menyebabkan DVT, termasuk pembedahan, cedera, atau respon sistem kekebalan tubuh. Darah yang kental atau yang mengalir terlalu lambat lebih mungkin untuk membentuk bekuan, terutama di pembuluh darah yang sudah rusak. Hal-hal lain yang dapat meningkatkan risiko pembekuan darah termasuk kelainan genetik, perubahan hormon, dan kurang gerak. Ditemukan 3 faktor yang berperan dalam terjadinya trombosis vena dalam: 1. Cedera pada lapisan vena 2. Meningkatnya kecenderungan pembekuan darah: terjadi pada beberapa kanker dan pemakaian pil KB (lebih jarang). Cedera atau pembedahan mayor juga bisa meningkatkan kecenderungan terbentuknya bekuan darah. 3. Melambatnya aliran darah di dalam vena: terjadi pada pasien yang menjalani tirah baring dalam waktu yang lama karena otot betis tidak berkontraksi dan memompa darah menuju jantung. Misalnya trombosis vena dalam bisa terjadi pada penderita serangan jantung yang berbaring selama beberapa hari dimana tungkai sangat sedikit digerakkan; atau pada penderita lumpuh yang duduk terus menerus dan ototnya tidak berfungsi. Trombosis juga bisa terjadi pada orang sehat yang duduk terlalu lama (misalnya ketika menempuh perjalanan atau penerbangan jauh). Faktor-faktor resiko dari TVD adalah sebagai berikut : 1. Duduk dalam waktu yang terlalu lama, seperti saat mengemudi atau sedang naik pesawat terbang. Ketika kaki kita berada dalam posisi diam untuk waktu yang cukup lama, otototot kaki kita tidak berkontraksi sehingga mekanisme pompa otot tidak berjalan dengan baik. 2. Memiliki riwayat gangguan penggumpalan darah. Ada beberapa orang yang memiliki faktor genetic yang menyebabkan darah dapat menggumpal dengan mudah. 3. Bed Rest dalam keadaan lama, misalnya rawat inap di rumah sakit dalam waktu lama atau dalam kondisi paralisis. 4. Cedera atau pembedahan. Cedera terhadap pembuluh darah vena atau pembedahan dapat memperlambat aliran darah dan meningkatkan resiko terbentuknya gumpalan darah. Penggunaan anestesia selama pembedahan mengakibatkan pembuluh vena mengalami dilatasi sehingga meningkatkan resiko terkumpulnya darah dan terbentuk trombus. 5. Kehamilan. Kehamilan menyebabkan peningkatan tekanan di dalam pembuluh vena daerah kaki dan pelvis. Wanita-wanita yang memiliki riwayat keturunan gangguan penjendalan darah memiliki resiko terbentuknya trombus. 6. Kanker Beberapa penyakit kanker dapat meningkatkan resiko terjadinya trombus dan beberapa pengelolaan kanker juga meningkatkan resiko terbentuknya trombus 7. Inflamatory bowel sydnrome 8. Gagal jantung Penderita gagal jantung juga memiliki resiko TVD yang meningkat dikarenakan darah tidak terpompa secara efektif seperti jantung yang normal 9. Pil KB dan terapi pengganti hormon 10. Pacemaker dan kateter di dalam vena 11. Memiliki riwayat TVD atau emboli pulmonal 12. Memiliki berat badan yang berlebih atau obesitas 13. Merokok 14. Usia tua (di atas 60 tahun) 15. Memiliki tinggi badan yang tinggi. C. Manifestasi Klinis Deep Vein Thrombosis DVT secara klasik menimbulkan nyeri dan edema pada ekstremitas. Gejala-gejala ini dapat muncul ataupun tidak, unilateral atau bilateral, ringan atau berat bergantung pada trombus yang terbentuk. Trombus yang tidak menyebabkan obstruksi aliran vena sering asimptomatik. Edema merupakan gejala paling spesifik dari DVT. Trombus yang terdapat pada iliac bifurcation, vena pelvis, vena kava menimbulkan edema kaki yang biasanya bilateral. Temuan klasik nyeri pada betis pada saat kaki dorsifleksi (Homans sign) merupakan tanda yang spesifik tetapi tidak sensitif dan terjadi pada setengah pasien dengan DVT. Tanda-tanda DVT yang paling umum antara lain: • Otot-otot betis terasa sakit atau nyeri apabila disentuh. • Pembengkakan pada tungkai, khususnya jika hanya terjadi pada satu sisi. Kebanyakan orang mengalami sedikit pembengkakan di kedua kaki setelah perjalanan jauh, tetapi ini seringkali disebabkan oleh penumpukan cairan akibat gravitasi dan akan segera sembuh. • Peningkatan suhu pada kulit dan/atau warna kemerahan pada tungkai. • Pelebaran pembuluh darah di bawah kulit pada tungkai. • Kemerahan • Pembengkakan • Nyeri atau sakit D. Patofisiologi Deep Vein Thrombosis Penyebab utama trombosis Vena belum jelas, tetapi ada tiga kelompok faKtor pendukungyang dianggap berperan penting dalam pembentukannya. Statis darah, cedera dinding pembuluh darah dan gangguan pembekuan darah. Adanya paling tidak dua factor tersebut penting untuk terjadinya thrombosis. Stasis aliran darah vena, terjadi bila aliran darah melambat, seperti pada gagal jantung atau syok; ketika vena berdilatasi, sebagai akibat terapi obat, dan bila kontraksi otot skeletal berkurang, seperti pada istirahat lama, paralisis ekstremitas atau anesthesia. Tirah baring terbukti memperlambat aliran darah tungkai sebesar 50 %. Kerusakan lapisan intima pembuluh darah menciptakan tempat pembentukan pembekuan darah. Trauma langsung pada pembuluh darah, seperti pada fraktur atau dislokasi, penyakit vena dan iritasi bahan kimia terhadap vena, semua dapat merusak vena. Kenaikan koagulabilitas terjadi paling pada pasien dengan penghentian obat anti- koagulan secara mendadak. Kontrasepsi oral dan sejumlah besar diskrasia dapat menyebabkan hiperkoagulabilitas. Tromboflebitis adalah peradangan dinding vena dan biasanya disertai pembentukan bekuan darah. Ketika pertama kali terjadi bekuan pada vena akibat stasis atau hiper kongulabilitas, tanpa disertai peradangan, maka proses ini dinamakan flebotrombosis. Thrombosis vena dapat terjadi pada semua vena, namun paling sering terjadi pada vena ekstremitas. Gangguan ini dapat menyerang baik vena superficial maupun vena dalam tungkai. Pada vena superficial, vena safena adalah yang paling sering terkena. Pada vena dalam tungkai, yang paling sering terkena adalahvena iliofemoral, poplitealb dan betis. Thrombus vena tersusun atas agregat trombosit yang menempel pada dinding vena, di spanjang bangunan tambahan seperti ekor yang mengandung fibrin, sel darah putih dan sel darah merah. “ Ekor” dapat tumbuh membesar atau memanjang sesuai aliran darah akibat terbentuknya lapisan bekuan darah. Thrombosis vena dapat terus tumbuh ini sangat berbahaya karena sebagian bekuan dapat terlepas dan mengakibatkan oklusi emboli pada pembuluh darah paru.(Suzanne & Brenda. 2002,909) E. Komplikasi Deep Vein Thrombosis Ada beberapa komplikasi dari thrombosis vena dalam antara lain : a. Perdarahan Perdarahan di akibatkan oleh penggunaan terapi antikoagulan. b. Emboli paru Terjadi akibat terlepasnya thrombus dari dinding pembuluh darah kemudian thrombus ini membawa alaran darah hingga akhirnya berhenti di pembuluh darah paru dan mengakibatkan bendungann aliran darah. Ini dapat terjadi beberapa jam maupun hari setelah terbentuknya suatu bekuan darah pada pembuluh darah daerah tungkai. Gejalanya berupa nyeri dada dan pernafasan yang singkat. Komplikasi dari thrombosis vena dalam yakni dapat menimbulkan emboli paru. Thrombus yang terbentuk di tungkai bawah tersebut dapat lepas dari tempatnya dan berjalan mengikuti aliran darah di sebut dengan emboli. Emboli yang terbentuk dapat mengikuti aliran darah hingga ke jantung dan paru. Biasanya emboli tersebut akan menyumbat di salah satu atau lebih pembuluh darah paru, menimbulkan suatu keadaan yang di sebut dengan embolisme paru ( pulmonary embolism). Tingkat keparahan dari embolisme paru tergantung dari jumlah dan ukuran dari emboli tersebut. Jika ukuran dari emboli kecil, maka akan terjadi penyumbatan pada pembuluh darah paru yang kecil, sehingga menyebabkan kematian jaringan paru ( pulmonary infarction). Namun jika ukuran emboli besar maka dapat terjadi pemyumbatan pada sebagian atau seluruh darah dari jantung kanan ke paru, sehingga menyebabkan kematian. c. Sindrom post trombotik Terjadi akibat kerusakan katup pada vena sehingga seharusnya darah mengalir ke atas yang dibawa oleh vena menjadi terkumpul pada tungkai bawah. Ini mengakibatkan nyeri, pembengkakan dan ulkus pada kaki. F. Penatalaksanaan Deep Vein Thrombosis a. Non-farmakologis - Tinggikan posisi ekstremitas yang terkena untuk melancarkan aliran darah vena. - Kompres hangat untuk meningkatkan sirkulasi mikrovaskular. - Latihan lingkup gerak sendi (range of motion) seperti gerakan fleksi-ekstensi, menggengam, dan lain-lain. Tindakan ini akan meningkatkan aliran darah di vena-vena yang masih terbuka (patent). - Pemakaian kaus kaki elastis (elastic stocking), alat ini dapat meningkatkan aliran darah vena. b. Farmakologis 1. Heparin - Terapi heparin harus diberikan dengan loading dose diikuti dengan infus continous yang awalnya berkecepatan 1.000/jam. Dosis ini harus dapat mempertahankan partial thromboplastin time (PTT) antara 1,5-2 kontrol waktu. Manfaat setelah pemberian heparin ini adalah menjaga tingkat kesamaan dari antikoagulan dan memperkecil manifestasi perdarahan. Pada pasien yang tidak dapat menerima terapi warfarin, heparin dapat diberikan 10.000 unit subkutan selama > 12 jam untuk mempertahankan PTT 1,5 kontrol waktu, 6 jam setelah pemberian heparin. - Komplikasi yang dapat terjadi pada pemakaian heparin termasuk perdarahan, osteopeni, reaksi hipersensitivitas, dan trombositopenia. Reaksi heparin dapat dinetralisir/dihambat oleh pemberian protamin sulfat intravena, 1 mg protamin sulfat akan menetralisir sekitar 100 unit heparin.3,5 2. Warfarin - Warfarin diberikan pada dosis 10 mg/hari dampai waktu protombin memanjang. Kemudian dosis dapat diturunkan menjadi 5 mg/hari diberikan untuk mempertahankan waktu protrombin pada 1,2-1,5 kontrol waktu untuk trombosis vena. Warfarin biasanya dilanjutkan penggunaannya selama 3 bulan, namun sebaiknya pada kasus tanpa komplikasi. - Monitoring farmakologis obat sangat diperlukan pasien yang memakai warfarin, karena banyak obat-obat lain yang dapat mempengaruhi efek warfarin, baik yang menghambat maupun yang memperkuat, seperti antibiotik, barbiturat, salisilat, kontrasepsi oral, dan lain-lain. 3. Low Molecular Weight Heparin (LMWH) LMWH merupakan hasil fraksinasi atau depolimerisasi heparin. Perubahan berat molekul mengakibatkan beberapa perubahan farmakodinamik bila dibanding dengan heparin standar. Dibandingkan heparin standar, LMWH lebih aman, lebih efektif, tidak/jarang menibulkan perdarahan akibat heparin standar serta mudah cara pemberiannya dan tidak perlu pemantauan laboratorium. Dosis lazim yang diberikan pada trombosis vena dalam adala 1 mg/kgBB setiap 12 jam, rata-rata diberikan selama 5 hari. G. Pencegahan Deep Vein Thrombosis Meskipun resiko dari trombosis vena dalam tidak dapat dihilangkan seluruhnya, tetapi dapat dikurangi (di cegah ) melalui beberapa cara: • Orang-orang yang beresiko menderita trombosis vena dalam (misalnya baru saja menjalani pembedahan mayor atau baru saja melakukan perjalanan panjang), sebaiknya melakukan gerakan menekuk dan meregangkan pergelangan kakinya sebanyak 10 kali setiap 30 menit. • Terus menerus menggunakan stoking elastis akan membuat vena sedikit menyempit dan darah mengalir lebih cepat, sehingga bekuan darah tidak mudah terbentuk. Tetapi stoking elastis memberikan sedikit perlindungan dan jika tidak digunakan dengan benar, bisa memperburuk keadaan dengan menimbulkan menyumbat aliran darah di tungkai. • Yang lebih efektif dalam mengurangi pembentukan bekuan darah adalah pemberian obat antikoagulan sebelum, selama dan kadang setelah pembedahan. • Stoking pneumatik merupakan cara lainnya untuk mencegah pembentukan bekuan darah. Stoking ini terbuat dari plastik, secara otomatis memompa dan mengosongkan melalui suatu pompa listrik, karena itu secara berulang-ulang akan meremas betis dan mengosongkan vena. Stoking digunakan sebelum, selama dan sesudah pembedahan sampai penderita bisa berjalan kembali. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Deep Vein Thrombosis(DVT) adalah bekuan darah yang terbentuk di vena dalam, biasanya di tungkai bawah. Kondisi ini cukup serius, karena terkadang bekuan tersebut bisa pecah dan mengalir melalui peredaran darah ke organ-organ vital dan bisa menyebabkan gangguan hingga kematian. Faktor yang berperan dalam terjadinya trombosis vena dalam yaitu : Cedera pada lapisan vena, meningkatnya kecenderungan pembekuan darah, melambatnya aliran darah di dalam vena. Faktor resikonya bisa di sebabkan karena: duduk dalam waktu yang terlalu lama,memiliki riwayat gangguan penggumpalan darah, Bed Rest dalam keadaan lama, cedera atau pembedahan, kehamilan, memiliki berat badan yang berlebih atau obesitas dan merokok. Pengobatan yang dapat di berikan seperti diberikan terapi Heparin, Warfarin dan Low Molecular Weight Heparin (LMWH). B. SARAN Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami. Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa. Wabillah Taufik Walhidayah Wassalamu'alaikum Wr. Wb. DAFTAR PUSTAKA Suzanne & Brenda 2002 Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 8 Vol.2 hal 909 Jurnal TROMBOSIS VENA DALAM oleh Ima Arum Lestarini (http://www.academia.edu/5627685/Jurnal-kedokteran-unram-ed-2-2013) http://www.ilmuterbang.com/artikel-mainmenu-29/kesehatan-penerbangan/603-deep-vein-thrombosis-dvt-dan-penerbangan di akses pada hari kamis 7 mei 2015 http://www.ahliwasir.com/products/501/0/Deep-Vein-Thrombosis-DVT/di akses pada hari kamis 7 mei 2015 http://www.news-medical.net/health/Deep-Vein-Thrombosis-(DVT)-(Indonesian).aspx di akses pada hari kamis 7 mei 2015 http://eprints.undip.ac.id/44201/3/WimardyLW_G2A009144_Bab2KTI.pdf di akses pada hari kamis 7 mei 2015 http://download.portalgaruda.org/article.php?article=82575&val=970 di akses pada hari kamis 7 mei 2015 Akhyar Yayan 2009 TROMBOSIS Hal. 6-7 (https://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/10/trombosis_files_of_drsmed.pdf) di akses pada hari kamis 7 mei 2015 http://www.cathaypacific.com/cx/id_ID/travel-information/travel-preparation/am-i-fit-to-travel/dvt.html di akses pada hari kamis 7 mei 2015 http://www.singhealth.com.sg/PatientCare/Overseas-Referral/bh/Conditions/Pages/Deep-Vein-Thrombosis.aspx di akses pada hari kamis 7 mei 2015 http://www.spesialis.info/?cara-pengobatan-trombosis-vena-dalam,752 di akses pada hari kamis 7 mei 2015 http://www.persify.com/id/perspectives/medical-conditions-diseases/trombosis-vena-dalam-_-951000103369 di akses pada hari kamis 7 mei 2015 http://medicastore.com/penyakit/645/Trombosis_Vena_Dalam.html di akses pada hari kamis 7 mei 2015 http://www.authorstream.com/Presentation/nwirastanto-1589959-ppt-referat-dvt/ di akses pada hari kamis 7 mei 2015 http://www.healthyenthusiast.com/deep-vena-trombosis.html di akses pada hari sabtu tgl 9 mei 2015 http://www.academia.edu/10015957/Deep_Vein_Thrombosis di akses pada hari sabtu 9 mei 2015 http://www.spesialis.info/?cara-pengobatan-trombosis-vena-dalam,752 di akses pada hari sabtu 9 mei 2015 https://www.scribd.com/doc/252782878/TR-Vena-Dalam di akses pada hari sabtu 9 mei 2015